Ironi hukum di negeriku
Negeriku dalam ironi
....
Ini bukan ilustrasi
bukan pula frustrasi
Dilematis menyergap dan
mendesak kebuntuan hukum
Lagi-lagi ada yang
mengatakan,
HUKUM TAJAM DI BAWAH,
TUMPUL KE ATAS.
Dan itu fakta.
Lihatlah bagaimana
pejabat yang melanggar didiamkan.
Seolah tidak terjadi
apa-apa.
Di berikan grasi....
Potong masa
tahanan.....
Jalan-jalan keluar
negeri
Bebas berwisata di mana
saja....
Dan dibebas-bebaskan.
Disodori kemewahan.
Lihatlah orang miskin
melanggar, langsung dihakimi.
Dipukuli,ditendang,
ditampar kiri kanan
Bahkan ada yang mati
teraniaya atas nama hukum.
Seolah hopeless.
Ya...atas nama hukum !
Ini menjadi apa-apa ?
Hukum tajam tapi
tumpul.
Hukum tumpul tapi
tajam.
Tajam dan tumpul.
Tumpul dan tajam.
Inikah hukum ? Inilah
hukum.
Ini bukan cerita fiktif
belaka.
inkonsistensi dalam
realitas.
Terkadang hukum tajam
dan terkadang tumpul.
Lagi-lagi
inkonsistensi.
Katanya equality before
the law....
Semua orang sama di
hadapan hukum.
Tidak ada diskriminasi.
Itu hanya eufemisme
hukum belaka.
Simbolisme kata yang
menggurita.
Nista ....ternista.
Antara kaya dan miskin
ada penjarakan
Ada perbedaan
Dan semua orang tidak
sama di hadapan hukum !
Itu fakta !
Febri Ramadhani
Mahasiswa Ilmu Hukum
UIN Alauddin Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar