Sabtu, 28 Februari 2015

SETERU PENEGAK HUKUM

Kamis 12 perbruari 2015

Ironi negera hukum
Negara hukum dalam ironi
INDONESIA.
Penegak hukum yang seharusnya bersinergi dalam tugasnya
Ternyata tidak !
Penegak hukum yang seharusnya harmoni
Ternyata tidak !
Penegak hukum yang seharusnya mengatasi masalah
Ternyata tidak !
Malah menambah masalah.
Masalah menumpuk kini kian menumpuk.
Tidak ada manusia yang sempurna. Sempurna itu milik-Nya.
Konflik penegak hukum. Seteru penegak hukum.
Inilah yang menjadi ironi penegak dan penegakan hukum.
Saling mencari-cari masalah.
Bahkan mengadakan masalah dan langsung gelar masalah.
Saling counter claim.
Bak api melumat jerami.
Siasat buruk menyeruak ke permukaan.
Tapi masih samar-samar, belum tentu benar.
Bak racun yang disuguhkan untuk penegak hukum.
Bak cicak dan buaya
Bak tikus dan kucing.
Masyarakat tinggal berdoa agar selesai seteru penegak hukum
Seteru ini adalah cambuk kesakitan sekaligus pengalaman pahit.
Telanjanglah penegak hukum. malulah penegak hukum.
Keduanya saling lapor melaporkan.
Gugat menggugat.
Lahirlah tersangka,
Lahirlah terdakwa,
Lahirah terpidana.
Ada apa gerangan ?
Apa yang terjadi ?
Seolah berada dalam imajenasi mimpi.
Membersihkan kotornya penegak hukum oleh penegak hukum.
Sama-sama penegak hukum menghukumi.
Semuanya seolah menjadi pembenar dalam mencari kebenaran.
Tidak ada yang salah.
Tapi kita tidak tahu siapa yang benar ?
Seteru penegak hukum.
Tamatlah riwayatmu...!
Usaihlah kisahmu.

Febri Rmadhani

Mahasiswa Ilmu Hukum UIN Alauddin Makassar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar