Kamis 12 perbruari 2015
Ironi negera
hukum
Negara hukum
dalam ironi
INDONESIA.
Penegak hukum
yang seharusnya bersinergi dalam tugasnya
Ternyata tidak
!
Penegak hukum
yang seharusnya harmoni
Ternyata tidak
!
Penegak hukum
yang seharusnya mengatasi masalah
Ternyata tidak
!
Malah menambah
masalah.
Masalah
menumpuk kini kian menumpuk.
Tidak ada
manusia yang sempurna. Sempurna itu milik-Nya.
Konflik
penegak hukum. Seteru penegak hukum.
Inilah yang
menjadi ironi penegak dan penegakan hukum.
Saling
mencari-cari masalah.
Bahkan
mengadakan masalah dan langsung gelar masalah.
Saling counter claim.
Bak api
melumat jerami.
Siasat buruk
menyeruak ke permukaan.
Tapi masih
samar-samar, belum tentu benar.
Bak racun yang
disuguhkan untuk penegak hukum.
Bak cicak dan
buaya
Bak tikus dan
kucing.
Masyarakat
tinggal berdoa agar selesai seteru penegak hukum
Seteru ini
adalah cambuk kesakitan sekaligus pengalaman pahit.
Telanjanglah
penegak hukum. malulah penegak hukum.
Keduanya
saling lapor melaporkan.
Gugat
menggugat.
Lahirlah
tersangka,
Lahirlah
terdakwa,
Lahirah
terpidana.
Ada apa
gerangan ?
Apa yang
terjadi ?
Seolah berada
dalam imajenasi mimpi.
Membersihkan
kotornya penegak hukum oleh penegak hukum.
Sama-sama
penegak hukum menghukumi.
Semuanya
seolah menjadi pembenar dalam mencari kebenaran.
Tidak ada yang
salah.
Tapi kita
tidak tahu siapa yang benar ?
Seteru penegak
hukum.
Tamatlah
riwayatmu...!
Usaihlah
kisahmu.
Febri Rmadhani
Mahasiswa Ilmu
Hukum UIN Alauddin Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar