Sabtu, 14 Februari 2015

ROKOK DALAM HIASAN SOSIAL

ROKOK DALAM HIASAN SOSIAL

Negaraku negara yang perokok
Negara yang tidak bisa berjalan tanpa rokok
Manusianya adalah perokok.
Sedikit saja bisa menjadi rokok.
“Merokok mati, tidak merokok juga mati.
Lebih baik merokok sampai mati”.
Negasi-kontradiksi
“Tidak merokok mati, merokok cepat mati ?
Lebih baik tidak merokok sampai mati”
All right ???
Aku bertanya pada hiasan sosial....
Apakah rokok adalah nilai seni bagimu ?
Setiap hari asap rokok membumbung tinggi,
Menghiasi langit-langit sosial
Sebatang rokok adalah kehidupan
Kehidupan itu adalah rokok baginya
Puntung rokok bagaikan pepohonan dihutan yang lebat
Sekali mati sudah itu hidup lagi,
Tiada henti dan lagi tanpa henti.
Puntung rokok tersebar ke segala arah
Sudut-sudut kamar,
Sudut jedela,
Sudut pintu,
Sudut lipatan buku,
Dan sudut-sudut kesedihan dan kepedihan.
Sadarkah kita bahwa rokok itu membawa penyakit ?
Asapnya lebih kejam daripada asap kendaraan bermotor ?
Tapi, sayang sekali....
Semua tidak sadar akibat kesadaran.
Tapi apakah kita juga sadar, bahwa rokok juga membawa manfaat ?
Manfaat untuk rileks dan relaksasi pemikiran.
Katanya....maybe.
Hiasan sosial....
Orang dewasa merokok,
Remaja merokok,
Anak-anak merokok,
Laki-laki merokok,
Perempuan merokok,
Kakek-kakek merokok,
Nenek-nenek merokok,
Banci pun merokok,
Pokoknya rokok dan semuanya telah merokok.
Yang tidak merokok pun merokok.
Yang belum merokok pun merokok.
Semuanya merokok.
Di mana-mana merokok dan tersedia rokok !
Itu fakta !!!

Febri Ramadhani
Mahasiswa Ilmu Hukum UIN Alauddin Makassar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar