Senin 09/02/2015
Orisinalitas Wujud Intelektual
Fenomena menjamurnya aktivitas intelektual dalam
berbagai kehidupan adalah hal yang nyata dan jelas teramati. Berbagai perguruan tinggi negeri ataupun
swasta menjadi bentuk nyata eksistensi aktivitas itu. Banyak tokoh nasional
maupun internasional, begitupun saya yang mengatakan bahwa dunia ini digerakkan
oleh kaum intelektual dalam berbagai bidang. Betapa realistisnya kemajemukan
aktivitas dunia intelektual, kini telah merubah peradaban dunia menjadi lebih
baik. Melakukan tranformasi ilmu pengetahuan secara massif dalam berbagai sisi
kehidupan.
Hasil dari beberapa ativitas dunia intelektual kini,
sangatlah terlihat jelas dengan result karya
pemikiran. Buku-buku, tulisan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Akan tetapi
ada yang menjadi crusial problem dalam
lingkup dunia intelektual, yakni teknik copy-paste.
Hal inilah yang membuktikan bahwa banyak permasalahan yang terjadi ketika
ingin memanifestasikan aktivitas intelektualnya. Sudah banyak laporan yang
mengindikasikan ada plagiarisme yang dilakukan oleh kaum intelektual sekarang
ini. Bahkan tidak jarang seorang yang mempunyai sederetan gelar, melakukan hal
tersebut. Ada orang mendapatkan gelar professor tapi miris, ternyata karyanya
untuk jadi professor hasil plagiat karya seseorang.
Penyebab
kemungkinan
Kenapa orang banyak yang cenderung pada plagiarisme
?. Pertayaan ini jawaban kemungkinannya adalah tidak mempunyai kapabilitas,
integritas sebagai kaum intelektual. Hanya mempunyai ambisi yang besar tanpa
usaha yang besar. Jadi nihil. Maka terjadilah plagiat. Mahasiswa pada umumnya
yang menjadi plagiarisme sejati. Contoh misalnya, ketika disuruh oleh seorang
dosennya untuk membuat tulisan ataupun makalah, mereka cenderung copy-paste saja. Tugas itu tidak mau
diambil pusing. Hal inilah yang lambat laun akan menjadi kebiasaan dalam hiruk
pikuk perjalanan dunia intelektual di negeri ini.
Merosotnya
Kualitas intelektual
Suatu akibat daripada ketidakmampuan untuk kaum
intektual sekarang ini, menjadikan dirinya mudah putus asa dan tidak mau kerja
cerdas sekaligus kerja keras. Tidak mau diambil pusing segala sesuatunya.
Sehingga timbul keinginan untuk melakukan hah-hal yang terbilang mudah. Seperti
membuat makalah dari hasil copy-paste. Klaim
karya-karya pribadi ternyata karya orang lain. Katanya hasil pemikiran orosinil,
nyatanya hasil pemikiran orang lain. Dari semuanya itulah yang merupakan
stimulasi merosotnya aktivitas dalam dunia intelektual.
Hal-hal yang menjadi crusial point untuk upaya preventif adalah penyuluhan untuk berlaku
jujur dan menjaga integritas. Misalnya Kita ambil slogan KPK, “berani jujur itu
hebat”. Sehingga hal itu dapat pula menjadi tolok ukur integritas intelektual.
Ketika terjadi pelanggaran dalam bentuk plagiarisme,
maka perbuatan tersebut dinyatakan melanggar UU Hak atas kekayaan intelektual.
Oleh karenanya, perbuatan tersebut harus dipertanggungjawabkan secara hukum.
Itulah cara dan ending solution untuk
menanggulangi plagiarisme dalam dunia intelektual.
Febri
Ramadhani
Mahasiswa
Ilmu Hukum UIN Alauddin Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar