Rabu, 11 Februari 2015

Orisinalitas Wujud Intelektual

Senin 09/02/2015
Orisinalitas Wujud Intelektual

  Fenomena menjamurnya aktivitas intelektual dalam berbagai kehidupan adalah hal yang nyata dan jelas teramati.  Berbagai perguruan tinggi negeri ataupun swasta menjadi bentuk nyata eksistensi aktivitas itu. Banyak tokoh nasional maupun internasional, begitupun saya yang mengatakan bahwa dunia ini digerakkan oleh kaum intelektual dalam berbagai bidang. Betapa realistisnya kemajemukan aktivitas dunia intelektual, kini telah merubah peradaban dunia menjadi lebih baik. Melakukan tranformasi ilmu pengetahuan secara massif dalam berbagai sisi kehidupan.

Hasil dari beberapa ativitas dunia intelektual kini, sangatlah terlihat jelas dengan result karya pemikiran. Buku-buku, tulisan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Akan tetapi ada yang menjadi crusial problem dalam lingkup dunia intelektual, yakni teknik copy-paste. Hal inilah yang membuktikan bahwa banyak permasalahan yang terjadi ketika ingin memanifestasikan aktivitas intelektualnya. Sudah banyak laporan yang mengindikasikan ada plagiarisme yang dilakukan oleh kaum intelektual sekarang ini. Bahkan tidak jarang seorang yang mempunyai sederetan gelar, melakukan hal tersebut. Ada orang mendapatkan gelar professor tapi miris, ternyata karyanya untuk jadi professor hasil plagiat karya seseorang.

Penyebab kemungkinan

Kenapa orang banyak yang cenderung pada plagiarisme ?. Pertayaan ini jawaban kemungkinannya adalah tidak mempunyai kapabilitas, integritas sebagai kaum intelektual. Hanya mempunyai ambisi yang besar tanpa usaha yang besar. Jadi nihil. Maka terjadilah plagiat. Mahasiswa pada umumnya yang menjadi plagiarisme sejati. Contoh misalnya, ketika disuruh oleh seorang dosennya untuk membuat tulisan ataupun makalah, mereka cenderung copy-paste saja. Tugas itu tidak mau diambil pusing. Hal inilah yang lambat laun akan menjadi kebiasaan dalam hiruk pikuk perjalanan dunia intelektual di negeri ini.

Merosotnya Kualitas intelektual

Suatu akibat daripada ketidakmampuan untuk kaum intektual sekarang ini, menjadikan dirinya mudah putus asa dan tidak mau kerja cerdas sekaligus kerja keras. Tidak mau diambil pusing segala sesuatunya. Sehingga timbul keinginan untuk melakukan hah-hal yang terbilang mudah. Seperti membuat makalah dari hasil copy-paste. Klaim karya-karya pribadi ternyata karya orang lain. Katanya hasil pemikiran orosinil, nyatanya hasil pemikiran orang lain. Dari semuanya itulah yang merupakan stimulasi merosotnya aktivitas dalam dunia intelektual.

Hal-hal yang menjadi crusial point untuk upaya preventif adalah penyuluhan untuk berlaku jujur dan menjaga integritas. Misalnya Kita ambil slogan KPK, “berani jujur itu hebat”. Sehingga hal itu dapat pula menjadi tolok ukur integritas intelektual.

Ketika terjadi pelanggaran dalam bentuk plagiarisme, maka perbuatan tersebut dinyatakan melanggar UU Hak atas kekayaan intelektual. Oleh karenanya, perbuatan tersebut harus dipertanggungjawabkan secara hukum. Itulah cara dan ending solution untuk menanggulangi plagiarisme dalam dunia intelektual.

Febri Ramadhani
Mahasiswa Ilmu Hukum UIN Alauddin Makassar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar