Sabtu, 20 Desember 2014

AGAMA dan Masalah Agama dalam Masyarakat

AGAMA dan  Masalah Agama dalam masyarakat

Agama: Sebuah kata yang tak asing lagi bagi Masyarakat Indonesia yang terdiri dari banyak agama. Sebagai bangsa yang besar, luas dan kaya akan budaya. Tapi perlu  pula diketahui bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak akan melupakan sejarahnya dan tetap pada rasa toleransi terhadap kemajemukan. Kadangkala masyarakat tidak menyadari bahwa kita adalah perbedaan yang disatukan dan berusaha menjadi utuh. Backround sosial-budaya yang mestinya jadi  fakta telanjang akan kemajemukan, diferensiasi sosial, justru semuanya itulah yang harus kita unifikasi se-kreatif mungkin. Memang masing-masing masyarakat beragama memiliki kesadaran yang  hendaknya ditengarai instrumental kebangsaan. Seperti halnya Agama yang bermacam-macam. Entahlah  mana yang benar ,tapi jelanya hanya ada satu kebenaran mutlak. Adalah kebenaran yang tak perlu diakui (formal) dan didukung argumentasi dan teori para pemikir, karena dia_Nyalah kebenaran mutlak lagi pula absolut. Tak membutuhkan bantuan diluar dirinya dan apapun jenisnya dan dia adalah sebab yang tak bersebab dan juga sebabb utama (prima causa). 

Agama pada umumnya merupakan jalan menuju kebenaran yang ilahi. Masyarakat pada umumnya membutuhkan Agama atau kepercayaan dalam hidupnya .Akan tetapi ada berbagai permasalahan beragama dalam masyarakat. Ada gesekan-gesekan sosial-ekonomi-politik yang melanda umat beragama sehingga terjadi konflik. Contohnya saja, yang paling parah KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA (sosiologi:Horosontal).  Perincian Analisis kualitatif tengtang kenapa bisa terjadi konflik tersebut: bisa jadi karena: tidak adanya toleransi antar umat beragama, keharmonisan sosial, pendidikan multikultural yang menjanjkan, inklusifikasi dan spesifikasi forum-forum kajian kulural mengenai bagaimana AGAMA seperti yang seharusnya. Dengan ekspektasi  supaya Agama tidak selalunya direduksi secara manifulatif dan justru berakibat konflik antar agama.

Agama yang seharusnya menjadi jalan kebenaran yang hakiki (duniawi dan ilahi), bukan Justru dijadikan komoditas ideologi politik untuk meraih kekuasaan. Politisasi agama atau menjual nama-nama agama untuk kekuasaan sangatlah mereduksi makna agama dan begitupula subtansi nilai agama begitu kering untuk dikaji.Pada dasarnya tidak ada yang mau mengatakan Agamaku salah, semuanya mengatakan agamaku benar. Tapi Katakanlah, kita adalah umat yang secara kolektif dalam proses menuju eksistensi kebenaran dan keselamatan, meskipun sudah tersingkapkan kebenaran yang sesungguhnya.

                Dalam konteks sekarang ini terkadang agama berperan sebagai minyak diatas nyala api yang menghanguskan, dan panasnya nyala itu menyiksa dan melumatkan sekian banyak manusia dalam panggung sejarah.

Ingat, Agama bukan alat dan alasan untuk membunuh sesama manusia, yang beragama maupun yang tidak beragama.

“Terdiam yang sepantasnya adalah kebodohan dan kebohongan”


Febri Ramadhani
Mahasiswa Ilmu Hukum UIN Alauddin Makassar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar