Jumat, 02 Januari 2015

Ambiguitas Pluralisme

Ambiguitas Pluralisme
Ambiguitas Pluralisme"
Pengembaraanku telah ku jajaki dalam berbagai dimensi
Waktu yang telah ku bunuh
Tapak dan jejak kaki yang kutinggalkan
Begitu pula fakta sosial yang kutelanjangi
Potret diri ini yang selalu terekam
Semoga namaku terpatri di lembaran sejarah
Yang bukan menjadi pemenangan
Tapi perenungan dan kenangan.

Ketika bayang-bayang menembus alat optik ini
Mengalirlah derasnya makna yang tak berkecukupan
Bertanya dan terus bertanya  !
Goresan tinta yang tergores dan tergeletak
Di lantai dan rak-rak
Benda ilmu itu adalah air manakala kehausan
di balik lambang pengetahuan.
Benda itu dapat menjadi solusi.
Tapi, ketika masyrakat sedang melebar
Gonjang ganjing mewarnai kehidupan
Lalu berada dalam penjarahan dan dikotomi universalitas
Maka silahkan tunggu konsekuensi logisnya.

Disparitas multidimensional
Kita katakan,....
Kemajemukan,
Keberagaman,
Pluralisme.

Itulah konsepsional ambiguitas
Dalam akar-akar kesosialan.
Kita dipuja,
dan disanjung,
Letak sentralitasnya adalah budaya.
Kegembiraan mengiang mendayu-dayu
Mendengar lantunan rinik dan rintik kata pujian
Negara tetangga,
Negara Imperialis,
Negara liberalis,
Negara Kapitalis,
Negara Komunis,
Negara sosialis,
Negara Islamis,,

Sebenarnya kita harus sadar hakikat hidup insani itu
Bagaikan langkah kaki yang tak pernah menentu.
Dunia itu seperti roda yang berputar,
Kadang cepat dan kadang lambat
terkadang kita di atas lalu kita turun lagi ke bawah
Bangsa lain melirik kekayaan budaya kita
Tak ayal kalau ada yang mengklaim,
yang mengatakan bahwa ini milik saya.
Garang !
Berani sekali mengatakn itu.

Harus tetap over protektif
Akan Makna pluralisme dan tetap berada dalam
titik kordinat keseimbangan.


Potret Indonesia.

Febri Ramadhani
Mahasiswa Ilmu Hukum Alauddin Makassar
01-01 -  10-03-2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar